Rabu, 02 September 2015



RUANG LINGKUP DAN ILMU PENUNJANG GEOGRAFI, KONSEP ESENSIAL GEOGRAFI, PRINSIP GEOGRAFI, PENDEKATAN GEOGRAFI, ASPEK GEOGRAFI

1.      RUANG LINGKUP ILMU GEOGRAFI
Ruang lingkup studi geografi sangat luas karena mencakup segala sesuatu yang ada di permukaan bumi. Oleh karena itu, tidak mungkin dapat dikuasai hanya dalam satu bidang ilmu saja. Hal ini menyebabkan timbulnya berbagai disiplin ilmu yang merupakan cabang-cabang dari geografi.
Secara garis besar, seluruh objek kajian geografi dapat dibedakan atas dua aspek utama, yaitu aspek fisik dan aspek sosial. Aspek fisik meliputi aspek kimiawi, biologis, astronomis, dan sebagainya. Sedangkan aspek sosial meliputi, aspek antropologis, politis, ekonomis, dan sebagainya.
Hubungan erat antara erat geografi dan dengan berbagai disiplin ilmu lain adalah sebagai berikut:
1. Interaksi antara geografi dengan biologi melahirkan biogeografi
2. Interaksi antara geografi dengan antropologi melahirkan antropogeografi atau etnogeografi
3. Interksi antara geografi dengan matematika melahirkan geografi matematis
Berdasarkan teori lingkungan hidup, permukaan bumi dapat dikelompokan menjadi tiga lingkungan, yaitu sebagai berikut
1. Lingkungan fisik (physisl environment) atau lingkungan abiotik adalah segala sesuatu disekitar manusia yang berupa benda tidak hidup, misalnya tanah, udara, air, dan sinar matahari.
2. Lingkungan biologis (biological environment) atau lingkungan biotik adalah sesuatu di sekitar manusia yang berupa mahluk hidup, misalnya hewan, tumbuh-tumbuhan dan manusia itu sendiri.
3. Lingkungan sosial (social environment) adalah sesuatu disekitar manusia yang berwujud tindakan atau aktivitas manusia, aik hubungannya dengan lingkungan alam maupun interaksi antar manusia.
Berkaitan dengan teori lingkungan, William Kirk telah menyusun struktur lingkungan geografi yang digolongkan menjadi lingkungan fisik dan linkungan nonfisik.
Struktur ilmu geografi
2.      ILMU PENUNJANG GEOGRAFI
Geografi merupakan bidang ilmu yang memadukan berbagai disiplin ilmu sehingga menjadi satu kajian yang bersifat menyelurun. Kajian geografi meliputi aspek alami dan aspek sosial serta dapat dikelompokan menjadi tiga cabang utama, yaitu sebagai berikut.
  • Geografi fisik
Geografi fisik merupakan kajian terhadap dinamika planet bumi serta tema-tema dalam ilmu alam dan lingkungan alam, seperti iklim, batuan, tanah, sungai, sumber daya alam, flora, dan fauna.
  • Geografi manusia
Geografi manusia atau geografi sosial merupakan kajian terhadap kehidupan manusia, pengaruh manusia terhadap lingkungan, serta aspek-aspek sosial, politik, ekonomi, dan budaya di dunia.
  • Geografi teknik
Geografi teknik merupakan kajian penggunaan keahlian-keahlian teknis dalam geografi, seperti pemetaan, pengindraan jauh, dan sistem informasi geografis, untuk mempelajari bumi dan menyelesaikan berbagai masalah.
Ilmu penunjang geografi
Untuk semakin memperjelas ruang lingkup geografi, berikut adalah beberapa disiplin ilmu yang sangat erat kaitannya dengan geografi yang merupakan cabang-cabang dari geografi.
  • Geologi, ilmu yang mempelajari bumi secara keseluruhan: kejadian, struktur, komposisi, sejarah dan proses perkembangannya
  • Geofisika, ilmu yang mengkaji sifat-sifat bagian dalam bumi dengan metode dan teknik fisika, seperti mengukur gelombang seismik, gravitasi dan medan magnet bumi.
  • Meteorlogi, ilmu yang mempelajari fenomena-fenomena atmosfer, misalnya, udara, cuaca, suhu, dan angin.
  • Astronomi, ilmu yang mempelajari benda-benda langit di luar angkasa, seperti bulan, bintang, planet, dan galaksi.
  • Biogeografi, ilmu tentang penyebaran mahluk hidup secara geografis di permukaan bumi.
  • Geomorfologi, studi tentang bentuk-bentuk muka bumi dan segala proses yang menghasilkan bentuk-bentuk tersebut.
  • Hidrografi, ilmu yang berhubungan dengan pengukuran, serta pemetaan wilayah perairan, seperti laut, danau, dan sungai.
  • Oseanografi, ilmu yang mempelajari lautan, misalnya sifat air laut, pasang surut, arus laut, dan morfologi dasar laut.
  • Paleontologi, ilmu yang menkaji tentang fosil-fosil serta bentuk-bentuk kehidupan dimasa purba (prasejarah) yang terdapat di bawah lapisan-lapisan bumi.
  • Antropologi, cabang geografi yang mempelajari penyebaran bangsa-bangsa dimuka bumi dilihat dari sudut geografis, oleh karena itu bidang ilmu ini di sebut juga tenogeografi
  • Geografi Matematis, ilmu geografi yang berkenaan dengan perhitungan betuk, ukuran, serta gerakan bumi: lintang dan bujur, meridian, paralel, dan luas permukaan bumi.
  • Geografi Sejarah, cabang geografi yang mempelajari manusia dan geografi dari sudut sejarah dan perkembangannya.
  • Geografi Regional, cabang geografi yang mempelajari suatu kawasan tertentu secara khusus, misalnya geografi regional Asia, geografi regional Amerika, dan geografi regional Australia,
  • Geografi Politik, cabang geografi yang khusus mengkaji aspek-aspek politik suatu wilayah dari segi geografi.

3.   KONSEP ESENSIAL GEOGRAFI
       KONSEP ESENSIAL GEOGRAFI adalah rancangan atau gambaran dari objek, proses, atau apa pun yang berkaitan dengan ilmu geografi. KONSEP ESENSIAL GEOGRAFI merupakan unsur yang penting dalam memahami fenomena atau kejadian geografi (alam dan sosial). Penjelasan KONSEP ESENSIAL GEOGRAFI selalu berkaitan dengan persebaran, hubungan, fungsi, bentuk, pola, dan proses terjadinya. KONSEP ESENSIAL GEOGRAFI terdiri atas 10 konsep, yaitu:

1.  Lokasi
Lokasi adalah letak atau tempat dimana fenomena geografi terjadi. Konsep lokasi dibagi menjadi dua yaitu lokasi absolut dan lokasi relatif.
a. Lokasi Absolut
Lokasi absolut adalah letak atau tempat yang dilihat dari garis lintang dan garis garis bujur (garis astronomis). Lokasi absolut keadaannya tetap dan tidak dapat berpindah letaknya karena berpedoman pada garis astronomis bumi. Pebedaan garis astronomis menyebabkan perbedaan iklim (garis lintang) dan perbedaan waktu (garis bujur).
Contoh Lokasi Absolut yaitu Indonesia terletak di antara 6 derajat LU - 11 derajat LS sampai 95 derajat BT - 141 derajat BT. Dari letak absolut (garis astronomis) tersebut dapat dijelaskan bahwa lokasi paling Utara negara Indonesia terletak di 6 derajat LU (Pulau Miangas, Sulawesi Utara), lokasi paling selatan terletak di 11 derajat LS (Pulau Rote, NTT), dst.
b. Lokasi Relatif
Lokasi relatif adalah letak atau tempat yang dilihat dari daerah lain di sekitarnya. Lokasi relatif dapat berganti-ganti sesuai dengan objek yang ada di sekitarnya.
Contoh Lokasi Relatif yaitu Indonesia terletak di antara 2 benua dan 2 samudera. Lokasi Indonesia menurut lokasi relatifnya yaitu terletak di antara 2 benua yaitu Asia dan Australia, serta terletak di antara 2 samudera yaitu Hindia dan Pasifik. Letak relatif ini dapat berubah-ubah sesuai dengan sudut pandang penggunanya karena lokasi relatif digambarkan melalu objek-objek yang dinamai oleh manusia contohnya nama benua, samudera, pulau, laut, dsb.
2.  Jarak
Jarak adalah ruang atau sela yang menghubungkan antara dua lokasi atau dua objek dan dihitung melalui hitungan panjang maupun waktu. Konsep Jarak memiliki peranan penting dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan politik. Konsep jarak dibagi menjadi dua, yaitu jarak mutlak dan jarak relatif.
 a. Jarak Mutlak
Jarak mutlak adalah ruang atau sela antara dua lokasi yang digambarkan atau dijelaskan melalui ukurang panjang dalam satuan ukuran meter, kilometer, dsb. Jarak mutlak merupakan jarak yang tetap dan tidak dapat berubah-ubah.
Contoh jarak mutlak yaitu Jarak antara Jakarta ke Bandung adalah 150 km. jarak tersebut diukur memanjang dari titik A (Jakarta) dan titik B (Bandung) dan dihitung dengan satuan ukuran kilometer.


b. Jarak Relatif
Jarak relatif adalah ruang atau sela antara dua lokasi yang dinyatakan dalam lamanya perjalanan atau waktu.
Contoh jarak relatif yaitu jarak antara Jakarta ke Bandung dapat ditempuh dalam waktu 2 jam melewati Tol Purbaleunyi. Tentu jarak relatiif tersenut akan berbeda apabila keadaan jalan tol sedang macet atau perjalanan ke Bandung tidak melewati jalan tol.
3.      Morfologi
Morfologi adalah konsep yang menjelaskan mengenai struktur luar dari batu-batuan yang menyusun bentuk morfologi permukaan bumi (pantai, dataran rendah, dataran tinggi, pegunungan, lembah, dsb).
Contoh konsep morfologi yaitu:
- Jakarta merupakan dataran rendah, Bandung dataran tinggi.
- Perjalanan Jakarta ke Bandung melewati daerah yang bergelombang (perbukitan).
- Daerah selatan D.I. Yogyakarta merupakan daerah perbukitan kapur (karst).
4.   Keterjangkauan
Keterjangkauan adalah jarak yang mampu dicapai dengan maksimum dari satu wilayah ke wilayah lain. Keterjangkauan tidak hanya tergantung pada jarak tetapi juga tergantung pada sarana dan prasarana penunjang.
Contoh konsep keterjangkauan yaitu:
- Harga lahan di persimpangan lebih mahal dari pada lahan di dalam gang
- Bantuan bencana sulit mencapai lokasi karena medan yang berat
- Kepulauan Seribu hanya dapat dijtempuh dengan kapal dari pelabuhan Muara Angke
5.      Pola
Pola adalah bentuk, struktur, dan persebaran fenomena atau kejadian di permukaan bumi baik gejala alam maupun gejala sosial.
Contoh konsep pola yaitu:
- Pemukiman memanjang di sepanjang jalan raya pantura Jawa
- Pemukiman di kota besar seperti Jakarta dibangun berhimpitan
- Aliran air sungai yang berbentuk sudut siku-siku adalah aliran sungai rectangular.

6.  Aglomerasi
Aglomerasi adalah adanya suatu fenomena yang mengelompok menjadi satu bentuk atau struktur.
Contoh konsep aglomerasi yaitu:
- Pasar Senen, pasar minggu, pasar rebo merupakan pengelompokan tempat berjualan berdasarkan hari pasaran.
- Kegiatan industri terpusat di kawasan Jababeka, Pulogebang, atau Tangerang.
- Di perkotaan terjadi pemusatan penduduk berdasarkan status sosial dan ekonomi melalui kawasan slum area, menengah ke atas, dan kawasan elit.
7.   Nilai kegunaan
Nilai kegunaan adalah konsep yang berkaitan dengan nilai guna suatu wilayah yang dapat dikembangkan menjadi potensi yang menunjang perkembangan suatu wilayah.
Contoh konsep nilai kegunaan yaitu:
- Kawasan perbukitan kapur (kars) seperti di Wonosari, Gunug Kidul memiliki banyak goa dan sumber mata air bawah tanah yang cocok untuk dijadikan objek wisata alam.
- Pulau Madura yang panas dan tanah yang tidak subur tidak cocok sebagai laha pertanian, tetapi dari lokasi geografisnya banyak dijadikan sebagai kawasan tambak garam.

4.      PRINSIP GEOGRAFI
      Geografi sebagai ilmu memiliki prinsip-prinsip tertentu yang menjadi dasar setiap pengkajiannya. Dalam ilmu geografi terdapat beberapa prinsip, yaitu sebagai berikut.
a. Prinsip Penyebaran
b. Prinsip Interelasi
c. Orinsip Deskripsi
d. Prinsip Keruangan (Korologi)

5.   PENDEKATAN GEOGRAFI
      Selain menggunakan prinsip-prinsip tersebut, pengkajian fenomena geografi juga dilakukan melalui pendekatan-pendekatan. Berikut merupakan pendekatan keilmuan yang sering dipergunakan untuk memecahkan permasalahan geografi.
a. Pendekatan Keruangan
b. Pendekatam Kelingkungan
c. Pendekatan Kompleks Wilayah

6.   ASPEK GEOGRAFI
      Aspek geografi sebagaimana telah disinggung pada ruang lingkup geografi terbagi atas dua, yaitu aspek fisik alamiah dan social. Antara aspek fisik dan social akan membedakan dua cabang geografi yaitu, adanya geografi fisik dan geografi manusia. Geografi fisik akan membahas tentang aspek fisik sebagai kajian utamanya, sedangkan heografi manusiaakan menempatkan dinamika sebagai bahan kajiannya.
      Dalam lingkup kajian fisik, geografi didukung oleh beberapa disiplin ilmu, yaitu sebagai berikut.
a. Geologi
b. Geomorfologi
c. Oseanografi
d. Hidrologi
e. Meteorologi
f. Biogeografi
g. Ilmu Tanah
h. Demografi
i. Ekonomi
j. Sosiologi
k. Antropologi
l. Ilmu Politik
m. Desa dan Kota
      Selain dua cabang Geografi tersebut, dewasa ini telah berkembang pula cabang geografi teknik dan  ilmu-ilmu pendukungnya, antara lain sebagai berikut.
a. Kartografi
b. Sistem Informasi Geografis
c. Penginderaan jauh

Selasa, 01 September 2015

Prasasti Watu Gilang

PRASASTI WATU GILANG NGLAROH
Lokasi : Dusun Nglaroh, Desa Pule, Kec. Selogiri
Waktu Tempuh : ± 1/2 jam dari pusat kota Wonogiri.
Potensi : - Wisata Ritual dan Ziarah Leluhur
Peluang pengembangan : - Pembuatan tanda arah menuju lokasi.

Prasasti Nglaroh, yang terletak di dusun Nglaroh, Desa Pule, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah adalah sebuah batu yang diyakini merupakan petilasan Raden Mas Said atau KGPAH Mangkunegara I atau dikenal juga sebagai Pangeran Samber Nyawa. Dulu, wilayah yang kemudian hari dinamakan Wonogiri ini merupakan basis perjuangan Raden Mas Said beserta pengikutnya dalam mengobarkan perjuangan melawan Belanda. Pada awal ditemukannya prasasti ini, tidak ada yang menyangka bahwa ini adalah peninggalan Raden Mas Said. Namun ada salah seorang warga yang mencoba memindahkan batu ini jauh. tetapi keesokan harinya batu ini kembali lagi. Di tempat ini, menurut juru kuncinya (Pak Topo) Prasasti Nglaroh merupakan embrio tempat terbentuknya pemerintahan kabupaten Wonogiri. Diriwayatkan bahwa batu ini dulunya mnerupakan tempat duduk Raden Mas Said (Pangeran Samber Nyowo) pada saat memimpin perang melawan penjajahan Belanda. Pangeran Samber Nyowo bersama pamannya, Khasan Nuriman ini menyusun strategi perang dengan mantap dan matang di tempat ini. Terbukti bahwa di batu gilang ini ada bulatan-bulatan kecil berjumlah 5 yang digunakan sebagai patokan dalam menentukan hari sesuai hitungan jawa (Pahing,Pon, Wage, Kliwon, legi). Di belakang prasasti ini ada sebuah sumur yang dinamai sendang drajat. Konon katanya pada zaman dahulu jika ada orang ingin mendapatkan kedudukan, sukses dalam kehidupan, pasti mengambil air di tempat ini untuk diminum. Juga pada saat ada resepsi siraman bagi yang akan melaksanakan akad nikah, sebagian air yangh diguinakan untuk mandi calon pengantin diambilkan dari sendang drajat ini. Di Prasasti nglaroh ini setiap tanggal 1 Muharrom sering didatangi warga dan bahkjan selalu menjadi tempat utama dalam perayaan 1 Sura. Kadang ada pertunjukan wayang kulit. Orang-orang kraton Surakarta pun juga sering mendatangi prasasti nglaroh ini dalam melakukan ritual tahunan. Prasasti Nglaroh sekarang ini telah direnovasi dan berkat dukungan warga setempat serta dana dari pemnerintah kabupaten Wonogiri.

 Hasil gambar untuk prasasti watu gilang nglaroh

Senin, 31 Agustus 2015

Raden Mas Said
Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara I alias Raden Mas Said. Beliau dilahirkan di Surakarta tanggal 28 desember 1795. Beliau mempunyai seorang ayah bernama Pangeran Arya dan ibu beliau bernama R.A Wulan.
Pangeran Mangkubumi lalu bergabung dengan Mangkunegoro, yang bergerilya melawan Belanda di pedalaman Yogyakarta, Mangkunegara dalam usia 22 tahun, dinikahkan untuk kedua kalinya dengan Raden Ayu Inten, Puteri Mangkubumi. Nama Mangkunegara diambil dari nama ayahnya, Pangeran Arya Mangkunegara Kartasura, yang dibuang Belanda ke Sri Langka. Melawan Mataram dan Belanda secara bergerilya, Mangkunegara harus berpindah-pindah tempat. Raden Mas Said menemui Mangkubumi, dan meminta mertuanya itu bersedia diangkat menjadi raja Mataram. Dalam upacara penobatan itu, Mangkunegara berdiri di samping Mangkubumi. Setelah selama sembilan tahun berjuang bersama melawan kekuasaan Mataram dan VOC, Mangkubumi dan Mangkunegara berselisih paham, pangkal konflik bermula dari wakatnya Paku Buwono II. RM Said berperang sepanjang 16 tahun melawan kekuasaan Mataram dan Belanda. Selama tahun 1741-1742, ia memimpin laskar Tionghoa melawan Belanda. Kemudian bergabung dengan Pangeran Mangkubumi selama sembilan tahun melawan Mataram dan Belanda, 1743-1752. Tiga pertempuran dahsyat terjadi pada periode 1752-1757.Ia dikenal sebagai panglima perang yang berhasil membina pasukan yang militan. “Pangeran yang satu ini sudah sejak mudanya terbiasa dengan perang dan menghadapi kesulitan. Raden Mas Said balik menyerang pasukan VOC dan Mataram. Benteng VOC, yang letaknya cuma beberapa puluh meter dari Keraton Yogyakarta, diserang. Selanjutnya pasukan Mangkunegoro menyerang Keraton Yogyakarta. Sultan gagal menangkap Raden Mas Said yang masih keponakan dan juga menantunya itu. VOC, yang tidak berhasil membujuk Raden Mas Said ke meja perundingan, menjanjikan hadiah 1.000 real bagi semua yang dapat membunuh Mangkunegoro.
Tak seorang pun yang berhasil menjamah Raden Mas Said . Mangkunegara menyatakan bersedia berunding dengan Sunan, dengan syarat tanpa melibatkan VOC. Singkatnya, Mangkunegara menemui Sunan di Keraton Surakarta dengan dikawal 120 prajuritnya. demikian kenyataannya Kumpeni pun memperlakukannya sebagai raja ke III di Jawa Tengah, selain Raja I Sunan dan Raja II Sultan.
Mangkunegara I ( Raden Mas Said ) tercatat sebagai raja Jawa yang pertama melibatkan wanita di dalam angkatan perang. Mangkunegoro tercatat sebagai raja Jawa yang pertama melibatkan wanita di dalam angkatan perang. Prajurit wanita itu bahkan sudah diikutkan dalam pertempuran, ketika ia memberontak melawan Sunan, Sultan dan VOC. Selama 16 tahun berperang, Mangkunegara I ( Raden Mas Said ) mengajari wanita desa mengangkat senjata dan menunggang kuda di medan perang.